Minggu, 18 September 2016

SELESAI!!!

aku tidak tahu lagi
sejak semalam aku terus memikirkannya
entahlah apa yang terjadi padanya
yang jelas, itu sangat menggangguku
aku tak sanggup jika terus terpikirkan sosok itu
sungguh, aku lelah
ku mohon pergilah!
pergi sejauh mungkin
sampai kita takan bertemu lagi
selamanya...

namun,
apa hal ini terjadi juga padamu?
apa kau memikirkanku juga?
apa kau tidak bisa tidur semalam?
uh, sungguh bodoh
kenapa otak ini bertanya seperti itu?
KENAPA?

cukup!
aku tidak mau memikirkan apapun itu
apapun tentangmu
aku tidak akan mau
tidak akan sampai kapan pun
tidak akan terjadi
lagi, lagi, dan lagi....
semuanya sudah ku anggap selesai
yup, SELESAI!!!

Minggu, 21 Agustus 2016

Janji

“kau ingat, kau pernah mengatakan cintamu 
padaku disini?” tanya seorang gadis belia. 
Namun tak ada jawaban. “mungkin kau lupa, 
biar ku ingatkan. Saat itu, kau memaksaku 
untuk menerimamu. Aku ingat sekali, saat kau 
mengancam untuk terjun ke danau ini jika aku 
menolakmu. Padahal kau tahu, kau tak bisa
 berenang. Akhirnya, dengan sangat terpaksa aku menerimamu.
 Aku bingung harus berkata apa. 
Aku tak mau jadi tersangka atas pembunuhan 
tak disengaja karena cinta ditolak. Jadi, aku
 menerimamu deh (meringis).Tapi…”
Seketika hening. Gadis itu tak melanjutkan 
ceritanya. Isakan tangis mulai terdengar. Langit 
pun mengikutinya. “kenapa kau pergi?” tanya
 gadis itu pada sebuah foto yang digenggamnya. 
“kau berjanji akan terus bersamaku dan 
melindungiku. Bahkan dari tetesan hujan 
sekalipun. Aku merindukamu. Sekarang aku 
mulai merasakan detakan itu. Detakan jantung
 yang memanggil namamu. Tapi kenapa kau 
tak menjawabnya?. Kau jahat. Kau 
meninggalkanku begitu saja. Aku membencimu,
 tapi dulu. Kalau sekarang, aku sangat 
mencintaimu. Dengar! Tunggu aku disana. Aku
 akan menyusulmu dan kita akan bertemu. Kita 
akan bahagia.” janji gadis mengakhiri ceritanya.
 Awan gelap pergi menghantarkannya. Pelangi 
indah muncul sebagai tanda mereka sudah 
bertemu dan bahagia di nirwana.

Masih Seperti Dulu

Tetap diam
Dengan posisi yang sama
Tak ada gerakan yang menandai perpindahan
Sekian detik menaiki tangga waktu
Sekian peluh merekatkan tubuh
Masih seperti dulu

Tak ada suara yang memecah keheningan
Tak ada hujan yang membasuh api
Api itu masih terus berkobar
Menyengat seluruh badan
Yang membuat peluh semakin tebal

Tak ada keraguan
Tak ada akhiran maya
Masih seperti dulu
Tetap diam
Dengan peluh sebagai jawaban

Semakin kecil tubuh kokoh itu
Semakin kecil…
Sampai tibalah dia rata seperti tanah
Menyatu dengan bumi
Namun,
masih seperti dulu
Tetap diam dengan api yang terus membakar

Jadilah seperti dia!!
Jadilah seperti lilin menyala!
Walau api membakar tubuhnya,
Ia tetap tegar memberi cahaya
Walau ia akhirrnya akan musnah
Setidaknya,
Ia punya waktu banyak untuk menyala
Dan bermanfaat untuk anda